Kamis, 04 Maret 2010

Black Box?

Black Box or kotak hitam ini adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi - umumnya merujuk kepada perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) dalam pesawat terbang.
kotak hitam ini dibagi menjadi tiga generasi yaitu:
Generasi pertama, Pada masa ini Flight Data Recorder mempunyai kapabilitas perekaman yang sangat terbatas, hanya meliputi 5 parameter perekaman penerbangan yaitu Heading (arah penerbangan), Altitude (ketinggian penerbangan) , Airspeed (kecepatan terbang) , Vertical Speed (percepatan vertikal) dan Time (waktu)
Kelima parameter analog tersebut direkam pada Metal Foil (semacam kertas logam yang disebut Incanol Steel), yang hanya bisa dipakai satu kali perekaman, sehingga disebut juga Foil recorder. Dengan parameter terbang yang sangat terbatas pada alat ini ditambah sulitnya untuk dapat diinterpretasikan.
Generasi kedua, didorong oleh terbatasnya parameter yang terekam pada foil recorder dan sulitnya menginterpretasi data kemudian berkembang FDR dengan menggunakan magnetic tape dengan format data digital pada tahun 1960-an. Kemampuannya merekam jauh lebih baik dengan mencakup banyak parameter data. Pada perkembangannya FDR dirasa tidak cukup untuk digunakan sebagai dasar analisa penyebab kecelakaan, maka mulai dikembangkan teknologi CVR, yang pada tahun 1965 menjadi piranti wajib semua pesawat terbang komersial.
Generasi ketiga, Pada tahun 1990, mulai dikembangkan FDR generasi ketiga yang berbasiskan teknologi solid state, disusul dengan CVR pada tahun 1992. Keunggulan black box generasi ketiga ini adalah kemampuan untuk merekam lebih banyak parameter dan waktu yang lebih lama, biaya perawatan yang lebih rendah dan pembacaan data yang lebih mudah dibandingkan dengan magnetic tape.
Kotak Hitam atau Black Box ini bisa dibilang nama beken di media aja karena nama sebenarnya adalah Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang dulunya memang berbentuk kotak berwarna hitam tetapi sekarang berganti warna menjadi jingga/oranye. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami kecelakaan atau crash. Namun penyebutan di kalangan media tetep kotak hitam alias black box.
Fungsi dari black box atau kotak hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dengan ATC atau Air traffic control serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan tapi pada intinya Kotak Hitam ini dirancang memiliki dua fungsi:
1. Memberi akurasi dan koreksi terhadap kesalahan yang sering ditimpakan terhadap kesalahan pilot atau kesalahan sistem pesawat.
2. Untuk menganalisis insiden kecelakaan supaya menjadi bahan pencegahan kesalahan di masa selanjutnya.
Jadi..Magnetic Tape pada FDR bekerja layaknya Tape Recorder dan pada umumnya, CVR dengan Magnetic Tape merekam selama 30 menit, dengan putaran kontinyu (Continuous Loop) dengan siklus 30 menit. Setelah satu siklus, rekaman lama akan terhapus diganti dengan rekaman baru.
Sedangkan CVR berbasis teknologi Solid State mampu merekam sampai 2 jam per siklus. Saat ini magnetic tape tidak lagi digunakan oleh produsen kotak hitam, beralih ke solid state technology yang diyakini lebih andal. Solid state menggunakan sekumpulan microchips, sehingga tidak ada bagian bagian yang bergerak.
Dengan tidak adanya bagian yang bergerak membuat biaya perawatan menjadi murah dan juga akan mengurangi kemungkinan ada bagian yang pecah pada waktu terjadi kecelakaan. Kemudian data-data dan FDR dan CVR disimpan pada Memory Boards yang terdapat pada Crash Survivability Memory Unit (CSMU).
Memory Boards mempunyai ruang penyimpanan data digital yang cukup untuk mengakomodasi rekaman percakapan pada CVR hingga 2 jam dan perekaman data penerbangan pada FDR selama 25 jam.
Untuk dapat direkam pada FDR, pesawat terbang dilengkapi berbagai macam sensor untuk mengukur besaran-besaran (parameter) data penerbangan seperti Acceleration, Airspeed, Attitude, Flap Settings, Outside Air Temperature, Cabin Temperature and Pressure, Engine Performance dan banyak lagi.
FDR jenis Magnetic Tape Recorder dapat menyimpan sekitar 100 parameter, sedangkan jenis Solid State Recorder lebih dari 700 parameter. Semua data dari sensor-sensor tersebut dikirimkan ke Flight Data Acqusition Unit (FDAU) yang terletak pada Electronic Equipment Bay di bawah Cockpit dan kemudian direkam oleh Black Box, yang terletak pada bagian belakang (ekor) pesawat terbang.
Alasan pemasangan Black Box di belakang pesawat terbang mengingat bagian tersebut seringkali lebih utuh kondisinya pada saat terjadi kecelakaan dibandingkan bagian depan, sehingga akan lebih melindungi keutuhan Black Box. Blackbox yang lebih modern memiliki kemampuan self-eject serta mudah dideteksi oleh SONAR atau RADAR
Pada kecelakaan pesawat terbang, ada kalanya bagian yang tersisa adalah Black Box, itupun mungkin hanya bagian yang disebut Crash Survivability Memory Unit (CSMU), karena CSMU baik pada FDR maupun CVR memang dibuat untuk dapat bertahan (Built to Survive), oleh karenanya persyaratan dan pengujian bagian ini sangatlah ketat. Beberapa hal yang harus mampu ditahan oleh CSMU di antaranya Crash Impact yang harus mampu menahan benturan sampal 3.400 G (gaya tarik bumi), Static Crush mampu menahan beban seberat 5.000 lb (2.500 kg) selama 5 menit pada semua sumbunya. Fire Test mampu bertahan pada suhu 2.0000 F (1.1000C) selama satu jam, mampu bertahan di kedalaman laut, berbagai macam cairan, dan sebagainya.
Di samping itu, Black Box juga dilengkapi dengan Under Water Locator Beacon, untuk dapat diketahui lokasinya apabila tenggelam di laut. Alat ini mampu mengeluarkan sinyal dan kedalaman 14.000 kaki (4.267m) maksudnya bila di dalam air, kotak ini akan memancarkan sinyal ketika terguncang karena benturan. Sinyal inilah yang bisa ditangkap radar untuk menunjukkan lokasi pesawat. Namun, kekuatan sinyal terbatas. Biasanya sampai seminggu sebelum menghilang.
Untuk dapat dianalisis, data dan FDR dan CVR dibaca dengan menggunakan peralatan dan piranti lunak khusus. Di Amerika Serikat, hal ini dilakukan di laboratorium badan keselamatan transportasi nasional (National Transportation Safety Board/NTSB), yang memperoleh Read Out System dan Software dan pembuat Black Box. Proses ini dapat memakan waktu mingguan bahkan berbulan-bulan. Hasil analysis dan Black Box bukanlah satu-satunya sumber untuk dapat menyimpulkan penyebab suatu kecelakaan.
Para penyelidik di Indonesia yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus menggabungkan dan mengsinkronisasikannya dengan berbagai macam temuan lainnya untuk dapat menyimpulkan secara utuh dan komprehensif Badan Otoritas Penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) mewajibkan pesawat terbang komersial merekam sedikitnya 11 hingga 29 parameter, tergantung dari ukuran pesawat yang kemudian aturan ini diperbaharui pada tanggal 17 Juli 1997. Pesawat yang dibuat sesudah tanggal 19 Agustus 2002 diwajibkan untuk memiliki Black Box untuk merekam sedikitnya 88 parameter.

 
Basarnas Kendari Blog Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template